Font Size: 

Penyandang disabilitas merupakan orang dengan keterbatasan fisik maupun mental baik yang bersifat bawaan maupun tidak.  Menurut Undang-undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia, penyandang cacat/disabilitas merupakan kelompok masyarakat rentan yang berhak memperoleh perlakuan dan perlindungan lebih berkenaan dengan kekhususannya. Hal ini mendasari bahwa penyediaan fasilitas khusus pada fasilitas publik memiliki peranan penting agar masyarakat penyandang disabilitas dapat mengakses fasilitas publik seperti masyarakat pada umumnya. Pemerintah memiliki kewajiban untuk memenuhi kebutuhan masyarakat penyandang disabilitas, salah satunya dengan perencanaan transportasi yang inklusif. MRT Jakarta merupakan salah satu moda transportasi umum yang di desain secara inklusif dan menyediakan berbagai fasilitas khusus untuk penumpang prioritas, termasuk penyandang disabilitas. Dalam penyediaan fasilitas khusus tersebut terdapat standar dan ketentuan yang harus dipenuhi, agar fasilitas tersebut dapat berfungsi secara efektif. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif teori dasar untuk menguji kefektifannya berdasarkan teori yang ada dan memperkuat dasar teori ataupun ketentuan standar yang sudah ada. Melalui teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan observasi dan studi literatur pada Stasiun MRT Lebak Bulus. Langkah yang dilakukan oleh peneliti adalah dengan melakukan studi literatur mengenai penyandang disabilitas, kebijakan perda Provinsi DKI Jakarta dan penelusuran data penyandang disabilitas serta melakukan observasi fasilitas publik. Lokasi observasi dilakukan di fasilitas publik daerah Jakarta Selatan tepatnya di Stasiun MRT Lebak Bulus.